"Selandia Baru punya keunggulan di bidang pengolahan panas bumi," kata Presiden Yudhoyono.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri John Key dari Selandia Baru menyepakati kerja sama di bidang energi panas bumi (geothermal). Kesepakatan itu tertuang dalam nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) yang ditandatangani pemimpin kedua negara di Jakarta hari ini.
“Dalam waktu 5-10 tahun kita akan mengembangkan energi panas bumi. Selandia Baru punya keunggulan di situ, maka kami undang untuk kerja sama,” kata Presiden Yudhoyono usai menerima kunjungan PM Key di Istana Merdeka.
Kerja sama di bidang energi panas bumi ini akan diselaraskan dengan kerja sama di bidang pendidikan, di mana kedua negara akan meningkatkan pertukaran pelajar. Pelajar Indonesia nantinya dapat studi ke Selandia baru untuk mempelajari dan mengembangkan teknologi panas bumi.
Selain kerja sama di bidang panas bumi, kedua negara juga menandatangani nota kesepahaman di bidang tenaga kerja, lingkungan hidup, dan agrikultur. Yudhoyono dan John Key juga mendiskusikan sejumlah isu bilateral, regional, dan global.
“Indonesia menyambut baik semangat yang muncul untuk kerja sama di tahun mendatang agar bisa ditingkatkan lebih besar,” ujar Yudhoyono. Menurutnya, kerja sama di bidang pendidikan juga dapat dijalin lewat kerja sama antaruniversitas di kedua negara.
Sementara terkait kerja sama di bidang peternakan, Indonesia berharap kedua negara tak hanya mengintensifkan perdagangan sapi, tapi juga meningkatkan suplai agar bisa memenuhi permintaan konsumen di Indonesia.
“Penduduk Indonesia merupakan pasar yang besar dengan tumbuhnya kelas menengah. Kebutuhan akan ternak sapi meningkat, lebih dari sekadar perdagangan dalam komoditas hewan ternak,” jelas Yudhoyono.
Tanda Kemajuan“Dalam waktu 5-10 tahun kita akan mengembangkan energi panas bumi. Selandia Baru punya keunggulan di situ, maka kami undang untuk kerja sama,” kata Presiden Yudhoyono usai menerima kunjungan PM Key di Istana Merdeka.
Kerja sama di bidang energi panas bumi ini akan diselaraskan dengan kerja sama di bidang pendidikan, di mana kedua negara akan meningkatkan pertukaran pelajar. Pelajar Indonesia nantinya dapat studi ke Selandia baru untuk mempelajari dan mengembangkan teknologi panas bumi.
Selain kerja sama di bidang panas bumi, kedua negara juga menandatangani nota kesepahaman di bidang tenaga kerja, lingkungan hidup, dan agrikultur. Yudhoyono dan John Key juga mendiskusikan sejumlah isu bilateral, regional, dan global.
“Indonesia menyambut baik semangat yang muncul untuk kerja sama di tahun mendatang agar bisa ditingkatkan lebih besar,” ujar Yudhoyono. Menurutnya, kerja sama di bidang pendidikan juga dapat dijalin lewat kerja sama antaruniversitas di kedua negara.
Sementara terkait kerja sama di bidang peternakan, Indonesia berharap kedua negara tak hanya mengintensifkan perdagangan sapi, tapi juga meningkatkan suplai agar bisa memenuhi permintaan konsumen di Indonesia.
“Penduduk Indonesia merupakan pasar yang besar dengan tumbuhnya kelas menengah. Kebutuhan akan ternak sapi meningkat, lebih dari sekadar perdagangan dalam komoditas hewan ternak,” jelas Yudhoyono.
Selain itu, kerja sama kedua negara di kawasan Pasifik Selatan juga akan terus ditingkatkan di waktu mendatang. “Indonesia berharap, setelah pertemuan ini ada tindak lanjut yang konkret,” ucap Yudhoyono lagi.
Sementara itu, PM Selandia Baru John Key memuji perkembangan Indonesia yang menurutnya semakin maju dan progresif. Hubungan kedua negara ini juga semakin kuat.
“Saya sangat optimistis. Kami kagum dengan ekonomi Indonesia dan masa depan Indonesia yang sukses. Ekonomi Indonesia akan semakin baik, dan banyak sekali peluang bersama,” ujarnya.
John Key yakin, kesepakatan kerja sama RI-Selandia Baru hari ini merupakan tanda kemajuan hubungan kedua negara. (ren)
VIVAnews

0 komentar:
Posting Komentar