Pembubaran aksi demonstrasi di muka Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) semalam berakhir ricuh.

Massa lari tunggang-langgang karena semprotan air dari mobil water cannon atau meriam air dan gas air mata. Nyala gas air mata mirip petasan membuat suasana saat itu makin mencekam.  Sebaliknya, massa demonstran tak lantas diam, mereka balas melempari polisi dengan batu dan benda keras. Sebuah pos dan mobil polisi dibakar.

Meski berakhir ricuh, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane mengatakan, meski penanganan demonstran kacau, namun bisa dikatakan baik. "Penanganannya cukup elegan, karena tidak ada tembakan peluru karet, yang ada gas air mata. Gas air mata model baru yang seperti kembang ap., Penangan ini cukup bagus, nggak ada korban," kata dia.

Dia menambahkan, warna-warni mirip petasan adalah gas air mata. "Itu model baru, tapi tingkat keperihannya lebih tinggi dibanding biasa. Karena ada api, risikonya kalau api kena demonstran akan luka."

Neta menambahkan, polisi mestinya mengedepankan meriam air atau water canon terlebih dulu. "Tapi disayangkan, Polda cuma punya tiga water cannon. Yang satu  bocor, dua tembakannya nggak maksimal. Sangat disayangkan kawasan sebesar Polda hanya ada satu water cannon," kata dia.

"Mestinya itu dulu (water cannon), tapi karena nggak maksimal maka pakai gas air mata. Tapi ini sudah elegan karena nggak ada peluru karet," tambah dia.

Tak hanya itu, dia menilai, tingkat kesadaran polisi juga cukup bagus di banding sebelumnya.

Bagaimana dari sisi pendemo? "Sebagian yang demo ini militan dibanding demo-demo sebelumnya," kata dia.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengatakan pembubaran demonstran di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat sudah tepat. Sesuai aturan, demonstrasi tak boleh digelar pada malam hari.

"Pembubaran terhadap para demonstran sudah tepat. Saya kira semua pendemo dan aparat harus ikuti aturan main," kata Timur di Gedung DPR, Jakarta, Jumat 30 Maret 2012.

Menurut dia, pembubaran paksa yang dilakukan anak buahnya itu telah sesuai dengan aturan yang berlaku. "Itu sudah sesuai dengan SOP-nya pembubaran secara paksa," ujar dia.

Timur mengatakan, polisi sudah berusaha mengawal para demonstran dengan baik. Namun, ternyata para demonstran tidak mematuhi aturan. "Kita sudah kawal mereka, tapi kenapa tidak mau tertib, sedangkan sudah dilakukan mediasi secara baik-baik," kata Timur.

VIVAnews

0 komentar:

Blog Archive

Popular Posts

Total Tayang