Dinas Pemadam Kebakaran melakukan apel akbar untuk menelusuri kejadian di Jakarta Utara.
Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta mengumpulkan seluruh petugas lapangan mereka, Sabtu, 19 Mei 2012 sekitar pukul 13.00 WIB. Ini untuk menelusuri tudingan masyarakat mengenai kinerja ,petugas mereka yang terlambat memadamkan kebakaran di rumah toko (Ruko) di Muara Karang Blok Z-8U RT. 11/03 Kelurahan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Dalam kejadian itu, tiga anak Wili Seno, yang bernama Ephan Seno (7), Melani Seno (11), dan Neli Seno (12), meninggal dunia.
"Saya akan telurusuri. Bila memang ada petugas yang melakukan negosiasi saat warga butuh petugas pemadam untuk mengatasi kebakaran akan saya ambil sikap tegas," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kebakaran DKI Jakara, Paimin Napitupulu kepada VIVAnews.
Dijelaskan Paimin, apel akbar dilakukan siang ini guna memberikan pengarahan mengenai peningkatan kinerja anak buahnya di lapangan. Kegiatan ini secara khusus juga akan menelusuri kejadian di Jakarta Utara.
"Tidak pernah ada aturan melakukan negosiasi untuk menolong. Jadi saya secara pribadi membantah bila ada warga yang menuduh kami selalu terlambat datang bila tidak dibayar. Sebaiknya warga datang dan langsung melapor kepada saya, dan bukan menyebarkan fitnah," katanya.
Dijelaskan Paiman, saat kejadian kebakaran pada pukul 21.00 WIB, Selasa, 15 Mei 2012, ada 12 unit mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan setelah ada laporan warga.
Mengenai tiga anak pemilik ruko yang meninggal dunia dalam kejadian kebakaran itu, disebabkan karena terkurung di lantai dua dan tidak ada pintu keluar. Seluruh jendela ruko dipasangi teralis, dan pintu di lantai dasar terkunci.
Apalagi mengenai tuduhan bahwa petugas yang datang terlambat juga datang dengan kondisi mobil pemadam yang tidak berisi air. Menurut Paimin, hal ini sangat mengada-ada.
"Kami bertugas bertarung nyawa, dan foto yang beredar di media sosial itu bohong," katanya.
Ini berita yang beredar di media sosial mengenai kejadian kebakaran itu.
Kasus kebakaran di Muara Karang beberapa hari lalu, dimana ada 3 korban jiwa, seharusnya tidak terjadi.
Kira-kira pukul 10 malam, listrik mati sesaat. Selang lima menit, ada tetangga seorang ibu teriak-teriak ada kebakaran. Saat beberapa warga dan saya ke lokasi api sudah besar, asap hitam mengepul pekat, tidak lama tiga anak kecil memelas minta tolong sambil memegang teralis yg tertutup rapat. Menerobos masuk dari lantai dasar tidak mungkin. Pilihan naik ke lantai 2 dari depan. Suara tiga anak kecil makin merintih kesakitan karena panas. Sang ibu masih dapat bertemu degan anaknya lewat ruko sebelah. Mereka bepegang hanya dapat berpegangan tangan memohon pertolongan degan ketakutan menyebut Mama...Mama...
Segala upaya mendobrak teralis sia-sia. Saat itu belum datang mobil pemadam. Mencoba manjat ke lantai 3 pun teralis terkunci. Waktu makin sempit, api di lanta 2 makin besar, besi teralis semakin panas. Teriakan tiga anak kecil, dan akhirnya kami pasrah, lidah-lidah api menjulur keluar teralis. Menyaksikan kejadian api membakar tubuh tiga anak yang satu persatu tumbang disaksikan para warga dan seorang ibu anak tersebut tewas mengenaskan.
Pemadam datang setelah tiga anak itu terpanggang hidup-hidup. Kebakaran terjadi di Muara Karang, Penjaringan, yang menewaskan tiga anak, ini juga di sebabkan karena mobil pemadan terlambat datang karena mereka minta negosiasi harga sedangkan jarak dari tempat kebakaran ke tempat mobil pemadan cuma berjarak sekitar 200 meter dan setelah sampai pun mobil kosong tidak membawa air.
"Saya akan telurusuri. Bila memang ada petugas yang melakukan negosiasi saat warga butuh petugas pemadam untuk mengatasi kebakaran akan saya ambil sikap tegas," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kebakaran DKI Jakara, Paimin Napitupulu kepada VIVAnews.
Dijelaskan Paimin, apel akbar dilakukan siang ini guna memberikan pengarahan mengenai peningkatan kinerja anak buahnya di lapangan. Kegiatan ini secara khusus juga akan menelusuri kejadian di Jakarta Utara.
"Tidak pernah ada aturan melakukan negosiasi untuk menolong. Jadi saya secara pribadi membantah bila ada warga yang menuduh kami selalu terlambat datang bila tidak dibayar. Sebaiknya warga datang dan langsung melapor kepada saya, dan bukan menyebarkan fitnah," katanya.
Dijelaskan Paiman, saat kejadian kebakaran pada pukul 21.00 WIB, Selasa, 15 Mei 2012, ada 12 unit mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan setelah ada laporan warga.
Mengenai tiga anak pemilik ruko yang meninggal dunia dalam kejadian kebakaran itu, disebabkan karena terkurung di lantai dua dan tidak ada pintu keluar. Seluruh jendela ruko dipasangi teralis, dan pintu di lantai dasar terkunci.
Apalagi mengenai tuduhan bahwa petugas yang datang terlambat juga datang dengan kondisi mobil pemadam yang tidak berisi air. Menurut Paimin, hal ini sangat mengada-ada.
"Kami bertugas bertarung nyawa, dan foto yang beredar di media sosial itu bohong," katanya.
Ini berita yang beredar di media sosial mengenai kejadian kebakaran itu.
Kasus kebakaran di Muara Karang beberapa hari lalu, dimana ada 3 korban jiwa, seharusnya tidak terjadi.
Kira-kira pukul 10 malam, listrik mati sesaat. Selang lima menit, ada tetangga seorang ibu teriak-teriak ada kebakaran. Saat beberapa warga dan saya ke lokasi api sudah besar, asap hitam mengepul pekat, tidak lama tiga anak kecil memelas minta tolong sambil memegang teralis yg tertutup rapat. Menerobos masuk dari lantai dasar tidak mungkin. Pilihan naik ke lantai 2 dari depan. Suara tiga anak kecil makin merintih kesakitan karena panas. Sang ibu masih dapat bertemu degan anaknya lewat ruko sebelah. Mereka bepegang hanya dapat berpegangan tangan memohon pertolongan degan ketakutan menyebut Mama...Mama...
Segala upaya mendobrak teralis sia-sia. Saat itu belum datang mobil pemadam. Mencoba manjat ke lantai 3 pun teralis terkunci. Waktu makin sempit, api di lanta 2 makin besar, besi teralis semakin panas. Teriakan tiga anak kecil, dan akhirnya kami pasrah, lidah-lidah api menjulur keluar teralis. Menyaksikan kejadian api membakar tubuh tiga anak yang satu persatu tumbang disaksikan para warga dan seorang ibu anak tersebut tewas mengenaskan.
Pemadam datang setelah tiga anak itu terpanggang hidup-hidup. Kebakaran terjadi di Muara Karang, Penjaringan, yang menewaskan tiga anak, ini juga di sebabkan karena mobil pemadan terlambat datang karena mereka minta negosiasi harga sedangkan jarak dari tempat kebakaran ke tempat mobil pemadan cuma berjarak sekitar 200 meter dan setelah sampai pun mobil kosong tidak membawa air.
VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar