Mereka membentuk 9 tim yang terdiri dari 60 ahli forensik dan DNA.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution menyatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan kedutaan negara-negara sahabat yang warganya turut menjadi korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor.
Saud mengatakan tim forensik Polri telah meminta data ante mortem kepada masing-masing negara. “Data ini untuk 10 korban warga negara asing, yaitu 8 warga negara Rusia, 1 Amerika Serikat, dan 1 dari Prancis,” kata dia di Mabes Polri, Jakarta, Jumat 11 Mei 2012.
Saud menjelaskan, data-data yang berhasil terkumpul akan menjadi bahan mereka dalam proses identifikasi jasad para WNA tersebut. Dalam proses identifikasi ini kepolisian akan dibantu oleh Universitas Indonesia dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
“Kami juga membentuk 9 tim yang terdiri dari 60 orang ahli forensik dan DNA,” ujar Saud. Sementara itu, Kedutaan Rusia juga secara resmi menyatakan akan membantu dalam proses identifikasi itu. Proses identifikasi jenazah akan dilakukan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta.
Saud mengatakan tim forensik Polri telah meminta data ante mortem kepada masing-masing negara. “Data ini untuk 10 korban warga negara asing, yaitu 8 warga negara Rusia, 1 Amerika Serikat, dan 1 dari Prancis,” kata dia di Mabes Polri, Jakarta, Jumat 11 Mei 2012.
Saud menjelaskan, data-data yang berhasil terkumpul akan menjadi bahan mereka dalam proses identifikasi jasad para WNA tersebut. Dalam proses identifikasi ini kepolisian akan dibantu oleh Universitas Indonesia dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
“Kami juga membentuk 9 tim yang terdiri dari 60 orang ahli forensik dan DNA,” ujar Saud. Sementara itu, Kedutaan Rusia juga secara resmi menyatakan akan membantu dalam proses identifikasi itu. Proses identifikasi jenazah akan dilakukan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta.
VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar